PESEPEDA (GOWESER) DAN EKSISTENSINYA DI MEDIA SOSIAL



Aktivitas bersepeda baru-baru ini sangat diganderungi oleh khalayak ramai, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bagi warga perkotaan yang melek teknologi, apalagi yang aktif bermedia sosial, bersepeda dapat menjadi gaya hidup nan mewah bak seorang sultan maupun masyarakat borjuis. Sebab, rata-rata pesepeda yang dapat kamu temui setiap pagi hari di akhir pekan termasuk masyarakat menengah ke atas yang berpenghasilan cukup untuk memenuhi hasrat ber-gowes. Setidaknya mereka harus mempunyai sepeda yang nyaman untuk di-gowes. Tidak hanya itu saja, perlengkapan keamanan seperti helm, sepatu khusus pesepeda, hingga kaus khusus pesepeda sangatlah penting untuk menunjang kelengkapan dalam mengayuh pedal di jalanan kota hingga pedesaan.

Selain mesti menjaga keselamatan diri dalam bersepeda, para pesepeda juga harus taat peraturan lalu lintas. Meskipun mereka mengendarai sepeda merek B yang harganya mencapai puluhan juta, peraturan berkendara di jalan adalah nomor satu. Salah sedikit saja, nyawa dapat menjadi taruhannya. Sebab, sudah banyak saudara-saudara kita yang meninggal dunia akibat tidak mengindahkan peraturan bersepeda. Sebagai contoh, mereka sering berbaris ketika bersepeda, sehingga memakan jalan bagi pengendara sepeda motor maupun mobil yang melintas. Seharusnya perilaku seperti ini harus dihindarkan. Umumnya kegiatan bersepeda mulai menjadi kebutuhan penting di akhir pekan. Selepas mengayuh sepeda, para pesepeda biasanya menghabiskan waktu istirahat di tempat tujuan atau bersantai di tempat makan, entah restoran atau kedai.

Mengabadikan momen bersepeda bersama teman maupun komunitas adalah salah satu hal esensial bagi para pesepeda akhir-akhir ini. Entah mengapa, tujuan utama bersepeda sudah bergeser dari yang awalnya mencari kegiatan olahraga menjadi unjuk eksistensi diri lewat media sosial. Memang, perkembangan gaya hidup ini bukalah hal yang penting untuk diperhatikan. Akan tetapi, banyak kawan pesepeda yang lupa akan keselamatan bersepeda, sehingga mereka hanya mementingkan momen foto-foto bersama sepeda mereka dengan latar belakang alam nan eksotis atau objek wisata yang lagi hits. Kebutuhan akan gaya hidup, seperti bersepeda ini harus mempunyai keseimbangan. Layaknya bersepeda, apabila tidak bisa menyeimbangkan diri, maka kita akan jatuh. Tubuh dan pikiran mesti disinkronisasikan sebelum memulai aktivitas fisik sepeti bersepeda.

0 Response to "PESEPEDA (GOWESER) DAN EKSISTENSINYA DI MEDIA SOSIAL"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel